![]() |
Batu bobot yang pernah dibanting pemuda Belanda sehingga terbelah. Untuk menyatukannya kembali diikat dengan tali tampar. (Foto: istimewa) |
Api ini, masih menurut R.O. Simatupang, semacam api karbit, menyala terus siang malam berabad-abad lamanya sampai dunia kiamat. Api ini dapat dipakai masak.
Menurut dongeng, pada zaman dahulu kala, hidup seorang tukang besi yang pandai sekali membuat keris-keris pusaka. Empu Supo, demikian nama tukang besi itu sangat termasyhur dan oleh karena kesaktiannya, maka sehingga kini api yang dipakai untuk membakar besi masih menyala terus.
Dan tidak jauh dari api itu terdapat kolam air yang dahulu digunakan untuk mendinginkan keris yang selesai dibuat oleh Empu Supo dan sebuah paron atau landasan untuk memukul besi.
Prapen yang merupakan tempat untuk membakar besi yang hendak dijadikan keris, kini hanya merupakan sebuah tumpukan batu-batu yang tingginya kurang lebih 75 cm dan luarnya 1 meter persegi. Di puncaknya dan di sela-sela batu keluar api yang belum pernah padam, biarpun hujan lebat, angin taufan, atau sengaja disiram air.
Nyalanya api hampir sama dengan api dapur, tetapi kalau batu-batu itu dibongkar, tidak terdapat kayu-kayu bakar atau bahan bakar lainnya, bahkan jika batu-batu itu digeser, segera dari dalam tanah keluar api.
Artikel Terkait
Adapun nyalanya api tetap saja, tidak pudar atau menjadi-jadi. Hanya kadang-kadang berpindah dari celah satu ke celah lainnya, namun belum sampai pindah dari lingkungan kampung Merapi yang luasnya 5 Ha. Apabila api tersebut akan berpindah tempat, maka bersuaralah semacam tebahan tangan pada dinding. Batu-batu yang dibakar terus-menerus lambat laun semakin hancur dan merupakan batu kapur yang berwarna keputih-putihan dan apabila digoreskan dengan benda keras akan keluar sinar api.
Beberapa meter dari api abadi terdapat kolam yang airnya kelihatan mendidih, akan tetapi tidaklah panas. Kolan ini belum pernah kering atau airnya meluap-luap. Busa-busa air dari kolam tidak boleh didekatkan api, sebab bisa segera menyala seperti bensin dekat api.
Kalau kedua benda (prapen dan kolam) peninggalan Empu Supo mempunyai keajaiban sendiri-sendiri, maka lain halnya dengan paronnya. Paron tersebut berbentuk alat penempa, bukan terbikin dari besi, melainkan dari batu yang disebut Watu Bobot dan beratnya kurang lebih 10 kg. Watu Bobot ini bisa meramalkan apa cita-cita Anda akan terkabut atau tidak. Sambil bersila Anda harus memeluk batu itu dan mengangkat ke atas. Jika terangkat ke atas berarti cita-cita Anda akan terkabul.
Menurut cerita, batu ini pada zaman penjajahan telah diangkat oleh seorang pemuda Belanda dan kemudian terus dibanting sehingga menjadi terbelah. Kini Watu Bobot dipersatukan kembali dengan diikat. Walaupun sudah tidak utuh lagi, namun masih tetap dipandang sebagai keramat.
Gejala-gejala api abadi dan air garam Kuwu sebenarnya termasuk gejala-gejala vulkanis. Gas yang terdapat di bawah tanah sedikit demi sedikit keluar, sehingga dapat menyalakan api. Penyelidikan tidak membuktikan bahwa di tempat itu jumlah gas sangat banyak. (BMA - Jatengnyamleng ID)